Sahabat Muslim Seluruh Dunia
Profil
- Khamiel Roesdi Princealways Exellent
- Live is the maximum in all that they.♂♀♂
Obrol tanya jawab
Klik Menjadi Anggota
Anda Pengunjung ke :
Popular post
Blog Archive
-
►
2012
(42)
- ► 04/15 - 04/22 (2)
- ► 03/04 - 03/11 (1)
- ► 02/19 - 02/26 (8)
- ► 02/12 - 02/19 (2)
- ► 02/05 - 02/12 (5)
- ► 01/29 - 02/05 (22)
- ► 01/22 - 01/29 (2)
-
▼
2011
(270)
- ► 12/25 - 01/01 (63)
- ► 12/18 - 12/25 (10)
- ► 10/02 - 10/09 (11)
-
▼
09/25 - 10/02
(130)
- ROKET Indonesia Getarkan Australia, Singapura, Mal...
- Indonesia Membangun Pabrik Pesawat Kembali Di Jawa...
- PASKHAS DITERJUNKAN KE LOKASI JATUHNYA PESAWAT CAS...
- IRAN KIAN MAPAN, SETELAH QADER KINI DIPERKUAT RUDA...
- Kasal: Minimun Indonesia Punya Enam Kapal Selam
- TELEVISI BERBAYAR TIDAK HARUS MAHAL
- JADIKAN BLOG SEBAGAI 'TAMBANG' UANG
- Kapal Perang TNI AL Akan Ditambah Lagi
- PT DI Persiapkan Produksi dan Pemasaran Pesawat Am...
- UPDATE : IRAN MENGIRIM ARMADA KAPAL PERANGNYA KE P...
- Inilah Negara Pengutang Terbesar Dunia
- Inilah Negara Terkaya Dunia Saat Ini
- Pertanyaan Sederhana yang Mungkin Sulit Dijawab
- Hutan Kalimantan untuk Tebus Utang RI ke AS
- Utopia, Proyek Kota Terapung Masa Depan
- Lagi, Rongsokan Satelit Akan Hantam Bumi
- Pesawat Canggih Ini Mampu Terbang Tanpa Henti
- Profile Bandung Techno Park di IT Telkom
- Cara Membuat Background FlashDisk
- Syekh Haji Abdul Muhyi
- MENGUNGKAP SIAPA SEBENARNYA IBU RATU KIDUL : MANUS...
- TENAGA METAFISIKA (AURA)
- Islam Masuk ke Garut Sejak Abad 1 Hijriah
- Ahli Syukur
- Ciri-ciri Orang yang Ikhlas
- Menyikapi Peristiwa
- Kisah Penjual Tempe dan Doanya
- "Rencana Tuhan Indah Pada Waktunya"
- Jadilah Magnet Atas Suksesmu
- Bangkit Dari Keterpurukan
- Membakar Fighting Spirit (semangat berjuang) Anda
- Motivasi Diri Dengan Hati
- Dimanakah Makam Prabu Kian Santang?
- Foto-foto Lucu, Unik, Aneh & Gokil Di Dunia Militer
- 10 LANGKAH CERAHKAN HIDUP DENGAN MENCINTAI DIRI SE...
- 5 Pemain Muda Indonesia yang Bermain di Liga Eropa...
- 10 Lokasi Harta Karun Paling Menakjubkan & Misterius
- Cerita Misteri Keangkeran Jalan Tol Cipularang
- Kisah Mistis Tol Cipularang Tempat Kecelakaan Saif...
- 13 Mitos Mengemudi di Jalan Tol
- Cerita Seram Gulung Keloso
- Kunjungan ke Villa Seram di Daerah Bogor
- Kisah-kisah Seram seputar Kampus UI
- FOTO: Digitalisasi Manuskrip Kuno Yahudi
- Sinyal pesawat diterima LUT atau Locater User Term...
- Kumpulan Pantai-Pantai Terindah di Indonesia
- TINGKATKAN PERSENJATAAN TNI, KEMHAN MEMBUAT BEBERA...
- EMPAT PESAWAT INTAI NIRAWAK TNI-AU PERKUAT LANUD S...
- IRAN BERENCANA KIRIM KAPAL PERANG DEKAT PERAIRAN T...
- TANPA PERJANJIAN DCA INDONESIA BISA PULANGKAN KORU...
- Russia to deploy 2nd Yars ballistic missile regime...
- Produksi Massal Rudal Cruise Baru Iran Membuat Med...
- Indonesia-Thailand sepakat tingkatkan kerja sama m...
- Iran Berencana Bangun Kapal Induk
- Paskhas dan Paskau Gagalkan Pembajakan Pesawat
- Iran Berencana Bangun Kapal Induk
- RUSIA LAKUKAN KERJA SAMA DENGAN PINDAD
- TELKOM SIAPKAN STRATEGI GARAP GAME ONLINE
- RI SIAP TERIMA ALIH TEKNOLOGI ALUTSISTA
- BEGINI CARA PETANI JOMBANG AKALI SAWAH AGAR PANEN ...
- MENKOMINFO: GOOGLE SERIUS INVESTASI DI INDONESIA
- TELKOM MULAI BANGUN SERAT OPTIK RING VI
- SATELIT TELKOM-3 DILUNCURKAN TRIWULAN I 2012
- STASIUN PELUNCUR SATELIT LAPAN TIDAK GANGGU CAGAR ...
- JEMBATAN SELAT SUNDA DIBANGUN 10 TAHUN
- Penjualan Batik Tembus Rp1 Triliun
- 10 Negara Dengan Masalah Pengangguran (I)
- Kekuatan Canting Hempaskan Batik China
- Okto Resmi Gabung Persiram Raja Ampat
- 29-9-1960: Pemimpin Soviet Mengamuk di PBB
- AS Selidiki Pelanggaran Apple atas Hak Paten
- Nokia Mulai Pasarkan Ponsel Terbaru N9
- IM2 Hadirkan Layanan Broadband untuk UKM
- Ini Sejarah Panjang Emoticon
- Tips dan Trik Windows 7 lengkap
- Perintah Windows Menggunakan Kombinasi Tombol Pada...
- Kombinasi Tombol Pada Microsoft Word
- Aksa Mahmud Tarik Investasi dari Jordania ke Indon...
- Bagi Taiwan, Indonesia Adalah Investasi Terbesar ke-3
- Freeport Tolak Renegosiasi Kontrak dengan Pemerint...
- Topan Nesat Mengancam, Filipina Siapkan Evakuasi
- Irak Borong Belasan Pesawat F-16
- Israel Punya Senjata Nuklir, Kenapa Barat Diam?
- Fidel Castro Dukung Perjuangan Bangsa Palestina
- Tiongkok Tegur Menlu Clinton
- PBB Kaji Permohonan Mahmoud Abbas
- Pemilu Senat, Awal Kekalahan Sarkozy
- Palestina Lancarkan Gerakan Boikot Produk Israel
- Bakutembak di Kashmir Tewaskan 6 Orang
- Tangkap Dick Cheney, Seru Demonstran di Kanada!
- Rezim Teroris, Suriah Tuntut PBB Hukum Israel
- Gara-Gara Mati Lampu, Menteri Korsel Mundur
- Menuju Republik Baru
- PLO Ancam Sikap AS dan Mendesak Dunia Untuk Akui N...
- Ekonom UGM: Bank Nasional Tak Becus Urus Eksportir
- Dunia Mendukung Palestina Merdeka
- Israel Kembali Bangun Pemukiman, Barat Marah
- Apa Peran Sat-81, Denjaka & Denbravo TNI Melawan T...
- Intelijen Harus Kuat, Tapi Tak Boleh Main Culik Lagi
- Iran Akan Kirim Kapal Perang ke Perairan AS
- ► 08/07 - 08/14 (42)
- ► 07/31 - 08/07 (14)
-
►
2008
(4)
- ► 12/21 - 12/28 (4)
Diberdayakan oleh Blogger.
Label
- Berita Dalam Negeri (35)
- BERITA ISLAM (15)
- Berita Mancanegara (43)
- Bisnis (13)
- Download (1)
- Horor (8)
- INFORMASI SEPUTAR BULAN RAMADHAN (21)
- is (1)
- KUMPULAN DOA-DOA (20)
- Lucu - Lucu dan Unik (19)
- militer dunia (50)
- MOTIVASI (19)
- Olah Raga (6)
- Pendidikan (2)
- Pengetahuan (43)
- ROHANI (1)
- Sains Teknologi (61)
- sejarah (18)
- SEJARAH ISLAM (8)
- SMS IDUL FITRI atau LEBARAN 1432 M 2011 (10)
- TAUSHIYAH / CERAMAH (15)
- Tips n Trik (7)
- Universitas (2)
- Wisata (5)
Blog Archive
-
►
2012
(42)
- ► 04/15 - 04/22 (2)
- ► 03/04 - 03/11 (1)
- ► 02/19 - 02/26 (8)
- ► 02/12 - 02/19 (2)
- ► 02/05 - 02/12 (5)
- ► 01/29 - 02/05 (22)
- ► 01/22 - 01/29 (2)
-
▼
2011
(270)
- ► 12/25 - 01/01 (63)
- ► 12/18 - 12/25 (10)
- ► 10/02 - 10/09 (11)
-
▼
09/25 - 10/02
(130)
- ROKET Indonesia Getarkan Australia, Singapura, Mal...
- Indonesia Membangun Pabrik Pesawat Kembali Di Jawa...
- PASKHAS DITERJUNKAN KE LOKASI JATUHNYA PESAWAT CAS...
- IRAN KIAN MAPAN, SETELAH QADER KINI DIPERKUAT RUDA...
- Kasal: Minimun Indonesia Punya Enam Kapal Selam
- TELEVISI BERBAYAR TIDAK HARUS MAHAL
- JADIKAN BLOG SEBAGAI 'TAMBANG' UANG
- Kapal Perang TNI AL Akan Ditambah Lagi
- PT DI Persiapkan Produksi dan Pemasaran Pesawat Am...
- UPDATE : IRAN MENGIRIM ARMADA KAPAL PERANGNYA KE P...
- Inilah Negara Pengutang Terbesar Dunia
- Inilah Negara Terkaya Dunia Saat Ini
- Pertanyaan Sederhana yang Mungkin Sulit Dijawab
- Hutan Kalimantan untuk Tebus Utang RI ke AS
- Utopia, Proyek Kota Terapung Masa Depan
- Lagi, Rongsokan Satelit Akan Hantam Bumi
- Pesawat Canggih Ini Mampu Terbang Tanpa Henti
- Profile Bandung Techno Park di IT Telkom
- Cara Membuat Background FlashDisk
- Syekh Haji Abdul Muhyi
- MENGUNGKAP SIAPA SEBENARNYA IBU RATU KIDUL : MANUS...
- TENAGA METAFISIKA (AURA)
- Islam Masuk ke Garut Sejak Abad 1 Hijriah
- Ahli Syukur
- Ciri-ciri Orang yang Ikhlas
- Menyikapi Peristiwa
- Kisah Penjual Tempe dan Doanya
- "Rencana Tuhan Indah Pada Waktunya"
- Jadilah Magnet Atas Suksesmu
- Bangkit Dari Keterpurukan
- Membakar Fighting Spirit (semangat berjuang) Anda
- Motivasi Diri Dengan Hati
- Dimanakah Makam Prabu Kian Santang?
- Foto-foto Lucu, Unik, Aneh & Gokil Di Dunia Militer
- 10 LANGKAH CERAHKAN HIDUP DENGAN MENCINTAI DIRI SE...
- 5 Pemain Muda Indonesia yang Bermain di Liga Eropa...
- 10 Lokasi Harta Karun Paling Menakjubkan & Misterius
- Cerita Misteri Keangkeran Jalan Tol Cipularang
- Kisah Mistis Tol Cipularang Tempat Kecelakaan Saif...
- 13 Mitos Mengemudi di Jalan Tol
- Cerita Seram Gulung Keloso
- Kunjungan ke Villa Seram di Daerah Bogor
- Kisah-kisah Seram seputar Kampus UI
- FOTO: Digitalisasi Manuskrip Kuno Yahudi
- Sinyal pesawat diterima LUT atau Locater User Term...
- Kumpulan Pantai-Pantai Terindah di Indonesia
- TINGKATKAN PERSENJATAAN TNI, KEMHAN MEMBUAT BEBERA...
- EMPAT PESAWAT INTAI NIRAWAK TNI-AU PERKUAT LANUD S...
- IRAN BERENCANA KIRIM KAPAL PERANG DEKAT PERAIRAN T...
- TANPA PERJANJIAN DCA INDONESIA BISA PULANGKAN KORU...
- Russia to deploy 2nd Yars ballistic missile regime...
- Produksi Massal Rudal Cruise Baru Iran Membuat Med...
- Indonesia-Thailand sepakat tingkatkan kerja sama m...
- Iran Berencana Bangun Kapal Induk
- Paskhas dan Paskau Gagalkan Pembajakan Pesawat
- Iran Berencana Bangun Kapal Induk
- RUSIA LAKUKAN KERJA SAMA DENGAN PINDAD
- TELKOM SIAPKAN STRATEGI GARAP GAME ONLINE
- RI SIAP TERIMA ALIH TEKNOLOGI ALUTSISTA
- BEGINI CARA PETANI JOMBANG AKALI SAWAH AGAR PANEN ...
- MENKOMINFO: GOOGLE SERIUS INVESTASI DI INDONESIA
- TELKOM MULAI BANGUN SERAT OPTIK RING VI
- SATELIT TELKOM-3 DILUNCURKAN TRIWULAN I 2012
- STASIUN PELUNCUR SATELIT LAPAN TIDAK GANGGU CAGAR ...
- JEMBATAN SELAT SUNDA DIBANGUN 10 TAHUN
- Penjualan Batik Tembus Rp1 Triliun
- 10 Negara Dengan Masalah Pengangguran (I)
- Kekuatan Canting Hempaskan Batik China
- Okto Resmi Gabung Persiram Raja Ampat
- 29-9-1960: Pemimpin Soviet Mengamuk di PBB
- AS Selidiki Pelanggaran Apple atas Hak Paten
- Nokia Mulai Pasarkan Ponsel Terbaru N9
- IM2 Hadirkan Layanan Broadband untuk UKM
- Ini Sejarah Panjang Emoticon
- Tips dan Trik Windows 7 lengkap
- Perintah Windows Menggunakan Kombinasi Tombol Pada...
- Kombinasi Tombol Pada Microsoft Word
- Aksa Mahmud Tarik Investasi dari Jordania ke Indon...
- Bagi Taiwan, Indonesia Adalah Investasi Terbesar ke-3
- Freeport Tolak Renegosiasi Kontrak dengan Pemerint...
- Topan Nesat Mengancam, Filipina Siapkan Evakuasi
- Irak Borong Belasan Pesawat F-16
- Israel Punya Senjata Nuklir, Kenapa Barat Diam?
- Fidel Castro Dukung Perjuangan Bangsa Palestina
- Tiongkok Tegur Menlu Clinton
- PBB Kaji Permohonan Mahmoud Abbas
- Pemilu Senat, Awal Kekalahan Sarkozy
- Palestina Lancarkan Gerakan Boikot Produk Israel
- Bakutembak di Kashmir Tewaskan 6 Orang
- Tangkap Dick Cheney, Seru Demonstran di Kanada!
- Rezim Teroris, Suriah Tuntut PBB Hukum Israel
- Gara-Gara Mati Lampu, Menteri Korsel Mundur
- Menuju Republik Baru
- PLO Ancam Sikap AS dan Mendesak Dunia Untuk Akui N...
- Ekonom UGM: Bank Nasional Tak Becus Urus Eksportir
- Dunia Mendukung Palestina Merdeka
- Israel Kembali Bangun Pemukiman, Barat Marah
- Apa Peran Sat-81, Denjaka & Denbravo TNI Melawan T...
- Intelijen Harus Kuat, Tapi Tak Boleh Main Culik Lagi
- Iran Akan Kirim Kapal Perang ke Perairan AS
- ► 08/07 - 08/14 (42)
- ► 07/31 - 08/07 (14)
-
►
2008
(4)
- ► 12/21 - 12/28 (4)
Feedjit
TITTLE PAVICON
Syekh Haji Abdul Muhyi
Abdul Muhyi, Syeikh Haji (Mataram, Lombok, 1071 H/1650 M-Pamijahan, Bantarkalong, Tasikmalaya, Jawa Barat 1151 H/1730 M). Ulama tarekat Syattariah, penyebar agama Islam di Jawa Barat bagian selatan. Karena dipandang sebagai wali, makmnya di Pamijahan di keramatkan orang.
Abdul Muhyi datang dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan raja Galuh (Pajajaran). Abdul Muhyi dibesarkan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Pendidikan agama Islam pertama kali diterimanya dari ayahnya sendiri dan kemudian dari para ulama yang berada di Ampel. Dalam usia 19 tahun, ia berangkat ke Kuala, Aceh, untuk melanjutkan pendidikannya dan berguru pada Syeikh Adur Rauf Singkel, seorang ulama sufi dan guru tarekat Syattariah. Syeikh Abdur Rauf Singkel adalah ulama Aceh yang berupaya mendamaikan ajaran martabat alam tujuh -yang dikenal di Aceh sebagai paham wahdatul wujud atau wujudiyyah (panteisme dalam Islam)-dengan paham sunah. Meskipun begitu Syeikh Abdur Rauf Singkel tetap menolak paham wujudiyyah yang menganggap adanya penyatuan antara Tuhan dan hamba. Ajaran inilah yang kemudian dibawa Syeikh Abdul Muhyi ke Jawa.
Masa studinya di Aceh dihabiskannya dalam tempo enam tahun (1090 H/1669 M-1096 H/1675 M). Setelah itu bersama teman-teman seperguruannya, ia dibawa oleh gurunya ke Baghdad dan kemudian ke Mekah untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan agama dan menunaikan ibadah haji. Setelah menunaikan ibadah haji, Syeikh Haji Abdul Muhyi kembali ke Ampel. Setelah menikah, ia meninggalkan Ampel dan mulai melakukan pengembaraan ke arah barat bersama isteri dan orang tuanya. Mereka kemudian tiba di Darma, termasuk daerah Kuningan, Jawa Barat. Atas permintaan masyarakat muslim setempat, ia menetap di sana selama tujuh tahun (1678-1685) untuk mendidik masyarakat dengan ajaran Islam. Setelah itu ia kembali mengembara dan sampai ke daerah Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Ia mentap di Pameungpeuk slama 1 tahun (1685-1686) untuk menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk yang ketika itu masih menganut agama Hindu. Pada tahun 1986 ayahnya meninggal dunia dan dimakamkan di kampung Dukuh, di tepi Kali Cikangan. Beberapa hari setelah pemakaman ayahnya, ia melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi. Ia bermukim beberapa waktu di sana atas permintaan masyarakat. Setelah itu ia ke Lebaksiuh, tidak jauh dari Batuwangi. Lagi-lagi atas permintaan masyarakat ia bermukim di sana selama 4 tahun (1686-1690). Pada masa empat tahun itu ia berjasa mengislamkan penduduk yang sebelumnya menganut agama Hindu. Menurut cerita rakyat, keberhasilannya dalam melakukan dakwah Islam terutama karena kekeramatannya yang mampu mengalahkan aliran hitam. Di sini Syeikh Haji Abdul Muhyi mendirikan masjid tempat ia memberikan pengajian untuk mendidik para kader yang dapat membantunya menyebarkan agama Islam lebih jauh ke bagian selatan Jawa Barat. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia lebih memilih bermukim di dalam gua yang sekarang dikenal sebagai Gua Safar Wadi di Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Menurut salah satu tradisi lisan, kehadirannya di Gua Safar Wadi itu adalah atas undangan bupati Sukapura yang meminta bantuannya untuk menumpas aji-aji hitam Batara Karang di Pamijahan. Di sana terdapat sebuah gua tempat pertapaan orang-orang yang menuntut aji-aji hitam itu. Syeikh Haji Abdul Muhyi memenangkan pertarungan melawan orang-orang tersebut hingga ia dapat menguasai gua itu. Ia menjadikan gua itu sebagai tempat pemukiman bagi keluarga dan pengikutnya, di samping tempat ia memberikan pengajian agama dan mendidik kader-kader dakhwah Islam. Gua tersebut sangat sesuai baginya dan para pengikutnya untuk melakukan semadi menurut ajaran tarekat Syattariah. Sekarang gua tersebut banyak diziarahi orang sebagai tempat mendapatkan “berkah”. Syeikh Haji Abdul Muhyi juga bertindak sebagai guru agama Islam bagi keluarga bupati Sukapura, bupati Wiradadaha IV, R. Subamanggala.
Setelah sekian lama bermukim dan mendidik para santrinya di dalam gua, ia dan para pengikutnya berangkat menyebarkan agama Islam di kampung Bojong (sekitar 6 km dari gua, sekarang lebih dikenal sebagai kampung Bengkok) sambil sesekali kembali ke Gua Safar Wadi. Sekitar 2 km dari Bojong ia mendirikan perkampungan baru yang disebut kampung Safar Wadi. Di kampung itu ia mendirikan masjid (sekarang menjadi kompleks Masjid Agung Pamijahan) sebagai tempat beribadah dan pusat pendidikan Islam. Di samping masjid ia mendirikan rumah tinggalnya. Sementara itu, para pengikutnya aktif menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat bagian selatan. Melalui para pengikutnya, namanya terkenal ke berbagai penjuru jawa Barat.
Menurut tradisi lisan, Syeikh Maulana Mansur berulang kali datang ke Pamijahan untuk berdialog dengan Syeikh Haji Abdul Muhyi. Syeikh Maulana Mansur adalah putra Sultan Abdul Fattah Tirtayasa dari kesultanan Banten. Sultan Tirtayasa sendiri adalah keturunan Maulana Hasanuddin, sultan pertama kesultanan Banten yang juga putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, salah seorang Wali Songo.
Berita tentang ketinggian ilmunya itu sampai juga ke telinga sultan Mataram. Sultan kemudian mengundang Syeikh Haji Abdul Muhyi untuk menjadi guru bagi putra-putrinya di istana Mataram. Sultan Mataram Paku Buwono II (1727-1749) ketika itu bahkan menjanjikan akan memberi piagam yang memerdekakan daerah Pamijahan dan menjadikannya daerah “perdikan”, daerah yang dibebaskan dari pembayaran pajak. Undangan sultan Mataram itu tidak pernah dilaksanakannya, karena pada tahun 1151 H (1730 M) Syeikh Haji Abdul Muhyi meninggal dunia karena sakit di Pamijahan. Berdasarkan keputusan sultan Mataram itulah, oleh pemerintah kolonial Belanda, melalui keputusan residen Priangan, Pamijahan sejak tahun 1899 dijadikan daerah “pasidkah”, daerah yang dikuasai secara turun temurun dan bebas memungut zakat, pajak, dan pungutan lain untuk keperluan daerah itu sendiri.
Makam Syeikh Haji Abdul Muhyi yang terdapat di Pamijahan diurus dan dikuasai oleh keturunannya. Makamnya itu ramai diziarai orang sampai sekarang karena dikeramatkan. Sampai saat ini desa Pamijahan dipimpin oleh seorang khalifah, jabatan yang diwariskan secara turun-temurun, yang juga merangkap sebagai juru kunci makam dan mendapat penghasilan sedekah dari para peziarah.
Karya tulis Syeikh Haji Abdul Muhyi yang asli tidak ditemukan lagi. Akan tetapi ajarannya disalin oleh murid-muridnya, di antaranya oleh putra sulungnya sendiri, Syeikh Haji Muhyiddin yang menjadi tokoh tarekat Syattariah sepeninggal ayahnya. Syeikh Haji Muhyiddin menikah dengan seorang putri Cirebon dan lama menetap di Cirebon. Ajaran Syeikh Haji Abdul Muhyi versi Syeikh Haji Muhyiddin ini ditulis dengan huruf pegon (Arab Jawi) dengan menggunakan bahasa Jawa (baru) pesisir. Naskah versi Syeikh Haji Muhyiddin itu berjudul Martabat Kang Pitutu (Martabat Alam Tujuh) dan sekarang terdapat di museum Belanda, dengan nomor katalog LOr. 7465, LOr. 7527, dan LOr. 7705.
Ajaran “martabat alam tujuh” ini berawal dari ajaran tasawuf wahdatul wujud (kesatuan wujud) yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi. Tidak begitu jelas kapan ajaran ini pertama kali masuk ke Indonesia. Yang jelas, sebelum Syeikh Haji Abdul Muhyi, beberapa ulama sufi Indonesia sudah ada yang menulis ajaran ini, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani (tokoh sufi, w. 1630), dan Abdur Rauf Singkel, dengan variasi masing-masing. Oleh karena itu sangat lemah untuk mengatakan bahwa karya Syeikh Haji Abdul Muhyi yang berjudul Martabat Kang Pitutu ini sebagai karya orsinilnya, tetapi besar kemungkinan berupa saduran dari karya yang sudah terdapat sebelumnya dengan penafsiran tertentu darinya.
Menurut ajaran “martabat alam tujuh”, seperti yang tertuang dalam Martabat kang Pitutu, wujud yang hakiki mempunyai tujuh martabat, yaitu (1) Ahadiyyah, hakikat sejati Allah Swt., (2) Wahdah, hakikat Muhammad Saw., (3) Wahidiyyah, hakikat Adam As., (4) alam arwah, hakikat nyawa, (5) alam misal, hakikat segala bentuk, (6) alam ajsam, hakikat tubuh, dan (7) alam insan, hakikat manusia. Kesemuanya bermuara pada yang satu, yaitu Ahadiyyah, Allah Swt. Dalam menjelaskan ketujuh martabat ini Syeikh Haji Abdul Muhyi pertama-tama menggarisbawahi perbedaan antara Tuhan dan hamba, agar -sesuai dengan ajaran Syeikh Abdur Rauf Singkel-orang tidak terjebak pada identiknya alam dengan Tuhan. Ia mengatakan bahwa wujud Tuhan itu qadim (azali dan abadi), sementara keadaan hamba adalah muhdas (baru). Dari tujuh martabat itu, yang qadim itu meliputi martabat Ahadiyyah, Wahdah, dan Wahidiyyah, semuanya merupakan martabat-martabat “keesaan” Allah Swt. yang tersembunyi dari pengetahuan manusia. Inilah yang disebut sebagai wujudullah. Empat martabat lainnya termasuk dalam apa yang disebut muhdas, yaitu martabat-martabat yang serba mungkin, yang baru terwujud setelah Allah Swt. memfirmankan “kun” (jadilah).
Selanjutnya melalui martabat tujuh itu Syeikh Haji Abdul Muhyi menjelaskan konsep insan kamil (manusia sempurna). Konsep ini merupakan tujuan pencapaian aktivitas sufi yang hanya bisa diraih dengan penyempurnaan martabat manusia agar sedekat-dekatnya “mirip” dengan Allah Swt.
Melalui usaha Syeikh Haji Muhyiddin, ajaran martabat tujuh yang dikembangkan Syeikh Abdul Muhyi tersebar luas di Jawa pada abad ke-18.*** (Suplemen Ensiklopedi Islam Jilid I, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, cet-9, 2003, hal. 5-8.)
Abdul Muhyi datang dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan raja Galuh (Pajajaran). Abdul Muhyi dibesarkan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Pendidikan agama Islam pertama kali diterimanya dari ayahnya sendiri dan kemudian dari para ulama yang berada di Ampel. Dalam usia 19 tahun, ia berangkat ke Kuala, Aceh, untuk melanjutkan pendidikannya dan berguru pada Syeikh Adur Rauf Singkel, seorang ulama sufi dan guru tarekat Syattariah. Syeikh Abdur Rauf Singkel adalah ulama Aceh yang berupaya mendamaikan ajaran martabat alam tujuh -yang dikenal di Aceh sebagai paham wahdatul wujud atau wujudiyyah (panteisme dalam Islam)-dengan paham sunah. Meskipun begitu Syeikh Abdur Rauf Singkel tetap menolak paham wujudiyyah yang menganggap adanya penyatuan antara Tuhan dan hamba. Ajaran inilah yang kemudian dibawa Syeikh Abdul Muhyi ke Jawa.
Masa studinya di Aceh dihabiskannya dalam tempo enam tahun (1090 H/1669 M-1096 H/1675 M). Setelah itu bersama teman-teman seperguruannya, ia dibawa oleh gurunya ke Baghdad dan kemudian ke Mekah untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan agama dan menunaikan ibadah haji. Setelah menunaikan ibadah haji, Syeikh Haji Abdul Muhyi kembali ke Ampel. Setelah menikah, ia meninggalkan Ampel dan mulai melakukan pengembaraan ke arah barat bersama isteri dan orang tuanya. Mereka kemudian tiba di Darma, termasuk daerah Kuningan, Jawa Barat. Atas permintaan masyarakat muslim setempat, ia menetap di sana selama tujuh tahun (1678-1685) untuk mendidik masyarakat dengan ajaran Islam. Setelah itu ia kembali mengembara dan sampai ke daerah Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Ia mentap di Pameungpeuk slama 1 tahun (1685-1686) untuk menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk yang ketika itu masih menganut agama Hindu. Pada tahun 1986 ayahnya meninggal dunia dan dimakamkan di kampung Dukuh, di tepi Kali Cikangan. Beberapa hari setelah pemakaman ayahnya, ia melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi. Ia bermukim beberapa waktu di sana atas permintaan masyarakat. Setelah itu ia ke Lebaksiuh, tidak jauh dari Batuwangi. Lagi-lagi atas permintaan masyarakat ia bermukim di sana selama 4 tahun (1686-1690). Pada masa empat tahun itu ia berjasa mengislamkan penduduk yang sebelumnya menganut agama Hindu. Menurut cerita rakyat, keberhasilannya dalam melakukan dakwah Islam terutama karena kekeramatannya yang mampu mengalahkan aliran hitam. Di sini Syeikh Haji Abdul Muhyi mendirikan masjid tempat ia memberikan pengajian untuk mendidik para kader yang dapat membantunya menyebarkan agama Islam lebih jauh ke bagian selatan Jawa Barat. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia lebih memilih bermukim di dalam gua yang sekarang dikenal sebagai Gua Safar Wadi di Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Menurut salah satu tradisi lisan, kehadirannya di Gua Safar Wadi itu adalah atas undangan bupati Sukapura yang meminta bantuannya untuk menumpas aji-aji hitam Batara Karang di Pamijahan. Di sana terdapat sebuah gua tempat pertapaan orang-orang yang menuntut aji-aji hitam itu. Syeikh Haji Abdul Muhyi memenangkan pertarungan melawan orang-orang tersebut hingga ia dapat menguasai gua itu. Ia menjadikan gua itu sebagai tempat pemukiman bagi keluarga dan pengikutnya, di samping tempat ia memberikan pengajian agama dan mendidik kader-kader dakhwah Islam. Gua tersebut sangat sesuai baginya dan para pengikutnya untuk melakukan semadi menurut ajaran tarekat Syattariah. Sekarang gua tersebut banyak diziarahi orang sebagai tempat mendapatkan “berkah”. Syeikh Haji Abdul Muhyi juga bertindak sebagai guru agama Islam bagi keluarga bupati Sukapura, bupati Wiradadaha IV, R. Subamanggala.
Setelah sekian lama bermukim dan mendidik para santrinya di dalam gua, ia dan para pengikutnya berangkat menyebarkan agama Islam di kampung Bojong (sekitar 6 km dari gua, sekarang lebih dikenal sebagai kampung Bengkok) sambil sesekali kembali ke Gua Safar Wadi. Sekitar 2 km dari Bojong ia mendirikan perkampungan baru yang disebut kampung Safar Wadi. Di kampung itu ia mendirikan masjid (sekarang menjadi kompleks Masjid Agung Pamijahan) sebagai tempat beribadah dan pusat pendidikan Islam. Di samping masjid ia mendirikan rumah tinggalnya. Sementara itu, para pengikutnya aktif menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat bagian selatan. Melalui para pengikutnya, namanya terkenal ke berbagai penjuru jawa Barat.
Menurut tradisi lisan, Syeikh Maulana Mansur berulang kali datang ke Pamijahan untuk berdialog dengan Syeikh Haji Abdul Muhyi. Syeikh Maulana Mansur adalah putra Sultan Abdul Fattah Tirtayasa dari kesultanan Banten. Sultan Tirtayasa sendiri adalah keturunan Maulana Hasanuddin, sultan pertama kesultanan Banten yang juga putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, salah seorang Wali Songo.
Berita tentang ketinggian ilmunya itu sampai juga ke telinga sultan Mataram. Sultan kemudian mengundang Syeikh Haji Abdul Muhyi untuk menjadi guru bagi putra-putrinya di istana Mataram. Sultan Mataram Paku Buwono II (1727-1749) ketika itu bahkan menjanjikan akan memberi piagam yang memerdekakan daerah Pamijahan dan menjadikannya daerah “perdikan”, daerah yang dibebaskan dari pembayaran pajak. Undangan sultan Mataram itu tidak pernah dilaksanakannya, karena pada tahun 1151 H (1730 M) Syeikh Haji Abdul Muhyi meninggal dunia karena sakit di Pamijahan. Berdasarkan keputusan sultan Mataram itulah, oleh pemerintah kolonial Belanda, melalui keputusan residen Priangan, Pamijahan sejak tahun 1899 dijadikan daerah “pasidkah”, daerah yang dikuasai secara turun temurun dan bebas memungut zakat, pajak, dan pungutan lain untuk keperluan daerah itu sendiri.
Makam Syeikh Haji Abdul Muhyi yang terdapat di Pamijahan diurus dan dikuasai oleh keturunannya. Makamnya itu ramai diziarai orang sampai sekarang karena dikeramatkan. Sampai saat ini desa Pamijahan dipimpin oleh seorang khalifah, jabatan yang diwariskan secara turun-temurun, yang juga merangkap sebagai juru kunci makam dan mendapat penghasilan sedekah dari para peziarah.
Karya tulis Syeikh Haji Abdul Muhyi yang asli tidak ditemukan lagi. Akan tetapi ajarannya disalin oleh murid-muridnya, di antaranya oleh putra sulungnya sendiri, Syeikh Haji Muhyiddin yang menjadi tokoh tarekat Syattariah sepeninggal ayahnya. Syeikh Haji Muhyiddin menikah dengan seorang putri Cirebon dan lama menetap di Cirebon. Ajaran Syeikh Haji Abdul Muhyi versi Syeikh Haji Muhyiddin ini ditulis dengan huruf pegon (Arab Jawi) dengan menggunakan bahasa Jawa (baru) pesisir. Naskah versi Syeikh Haji Muhyiddin itu berjudul Martabat Kang Pitutu (Martabat Alam Tujuh) dan sekarang terdapat di museum Belanda, dengan nomor katalog LOr. 7465, LOr. 7527, dan LOr. 7705.
Ajaran “martabat alam tujuh” ini berawal dari ajaran tasawuf wahdatul wujud (kesatuan wujud) yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi. Tidak begitu jelas kapan ajaran ini pertama kali masuk ke Indonesia. Yang jelas, sebelum Syeikh Haji Abdul Muhyi, beberapa ulama sufi Indonesia sudah ada yang menulis ajaran ini, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani (tokoh sufi, w. 1630), dan Abdur Rauf Singkel, dengan variasi masing-masing. Oleh karena itu sangat lemah untuk mengatakan bahwa karya Syeikh Haji Abdul Muhyi yang berjudul Martabat Kang Pitutu ini sebagai karya orsinilnya, tetapi besar kemungkinan berupa saduran dari karya yang sudah terdapat sebelumnya dengan penafsiran tertentu darinya.
Menurut ajaran “martabat alam tujuh”, seperti yang tertuang dalam Martabat kang Pitutu, wujud yang hakiki mempunyai tujuh martabat, yaitu (1) Ahadiyyah, hakikat sejati Allah Swt., (2) Wahdah, hakikat Muhammad Saw., (3) Wahidiyyah, hakikat Adam As., (4) alam arwah, hakikat nyawa, (5) alam misal, hakikat segala bentuk, (6) alam ajsam, hakikat tubuh, dan (7) alam insan, hakikat manusia. Kesemuanya bermuara pada yang satu, yaitu Ahadiyyah, Allah Swt. Dalam menjelaskan ketujuh martabat ini Syeikh Haji Abdul Muhyi pertama-tama menggarisbawahi perbedaan antara Tuhan dan hamba, agar -sesuai dengan ajaran Syeikh Abdur Rauf Singkel-orang tidak terjebak pada identiknya alam dengan Tuhan. Ia mengatakan bahwa wujud Tuhan itu qadim (azali dan abadi), sementara keadaan hamba adalah muhdas (baru). Dari tujuh martabat itu, yang qadim itu meliputi martabat Ahadiyyah, Wahdah, dan Wahidiyyah, semuanya merupakan martabat-martabat “keesaan” Allah Swt. yang tersembunyi dari pengetahuan manusia. Inilah yang disebut sebagai wujudullah. Empat martabat lainnya termasuk dalam apa yang disebut muhdas, yaitu martabat-martabat yang serba mungkin, yang baru terwujud setelah Allah Swt. memfirmankan “kun” (jadilah).
Selanjutnya melalui martabat tujuh itu Syeikh Haji Abdul Muhyi menjelaskan konsep insan kamil (manusia sempurna). Konsep ini merupakan tujuan pencapaian aktivitas sufi yang hanya bisa diraih dengan penyempurnaan martabat manusia agar sedekat-dekatnya “mirip” dengan Allah Swt.
Melalui usaha Syeikh Haji Muhyiddin, ajaran martabat tujuh yang dikembangkan Syeikh Abdul Muhyi tersebar luas di Jawa pada abad ke-18.*** (Suplemen Ensiklopedi Islam Jilid I, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, cet-9, 2003, hal. 5-8.)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Comment